Kesucian UNAS pun telah ternodai dengan beredarnya kunci jawaban abal-abalan dari SMS atau internet. Bahkan beredar pula kunci waban dari pihak-pihak tertentu yang membandrol harga tinggi pada konsumennya yaitu para pelajar yang ingin mendapatkan nilai bagus dengan cara instan. Padahal kenyataannya kunci jawaban tersebut belum tentu sesuai dengan jawaban soal yang diterima oleh siswa.
Peraturan Hanya Tinggal “Wacana” n
Tidak puas dengan mendapatkan kunci jawaban abal-abalan bahkan ada siswa yang berani membawa alat komunikasi (HandPhone) ke dalam ruang ujian, padahal jelas disebutkan bahwa “peserta ujian tidak boleh membawa alat komunikasi ke dalam ruang ujian. Kurangnya pengawasan dari pengawas ruangan memberi peluang siswa untuk saling contek-mencontek. Sehingga hasil akhir dari ujian ini adalah sebuah ketidak jujuran.
Pelanggarn seperti itulah yang membuat menurunnya kualitas pendidikan di Indonesia. Selain itu adapula pelanggaran lainnya seperti siswa membawa kertas-kertas mencurigakan dalam kaos kaki, bocoran soal ujian dan pungutan subrayon dan biaya tranportasi soal UNAS ke sekolah.
Artikel disusun oleh: Helvinar Nurma Hidayani.
Sumber Gambar: Internet (Google)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KRITIK, SARAN DAN KOMENTAR KAKAK SANGAT KAMI PERLUKAN.....